Bangganya Mat Unjah Menjadi Linmas

Kamis pagi, 13 Juni 2019 itu agak redup. Surya pagi seakan enggan menampakkan diri dari peraduannya. Suara lalu lalang kenderaan bermotor yang dikemudikan oleh para Pegawai Negeri Sipil atau para pencari nafkah lainnya, terus menderu, mengisi kesunyain pagi. Sesekali terlihat beberapa Anggota Linmas yang melintasi Jalan Poros Masjid Agung Natuna Gerbang Utara-Ku. Mau kemanakah mereka? Hem,…. ternyata bukan hanya anggota Linmas.  Banyak juga orang yang berseragam batik khusus dengan berbagai corak, melintasi jalan itu. Ada apa ya?

Oh ya, penulis baru ingat. Hari Kamis 13 Juli 2019 adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh para Anggota Linmas Kecamatan Bunguran Timur. Memang, dari angka tanggalnya, tidak menarik. Karena konon kabarnya angka 13 itu adalah angka sial. Wao,… kata siapa? Yang jelas, para RT dan RW,  Kaling dan Kadus, serta seluruh Pegawai Kantor Kecamatan Bunguran Timur, baik Pegawai Tidak Tetap (PTT) maupun Aparatur Sipil Negara (ASN) serta pejabatnya, wabiil khusus para Anggota Linmas, sedang menunggu tibanya hari itu. Kabarnya Camat Bunguran Timur akan memberikan penghargaan kepada 130 orang Anggota Linmas yang telah berdedikasi tinggi dan menunjukkan kesetiaannya dalam menjalankan tugas negara, pada Pemilu Serentak 17 April lalu. Kegiatan tersebut disejalankan dengan Silaturachim Hari Raya Idul Fitri 1440 H.

Niat sederhana Camat itu, disambut baik oleh seluruh Anggota Linmas, tidak terkecuali bagi Muhammad Nazir, atau yang lebih dikenal dengan panggilan “Mat Unjah”. Seorang Anggota Linmas dari Desa Sepempang, yang telah mengabdikan dirinya secara penuh sebagai Anggota Linmas. Nyaris tiada hari tanpa seragam Linmas, kecuali hari libur. Namun terkadang, hari liburpun dia mengenakan seragam kebanggaanya itu.

Mulai dari kegiatan pengamanan kantor Desa, pengamanan kegiatan persta pernikahan, hngga pengamanan orang kenduri sekalipun, Mat Unjah selalu diharapkan jasanya untuk membantu. Apatah lagi kegiatan pengamanan Pemilu atau Pilkada, adalah pristiwa yang sangat ditunggu-tunggu oleh Mat Unjah.

Lajang 40 tahunan dan kini tinggal dengan seorang ibu yang sudah renta itu tidak pernah menagih bayaran kepada siapapun pengguna jasa tenaganya. Belum pernah terdengar berita ada orang yang dikejar-kejar oleh Mat Unjah, karena upahnya belum dibayar. Karena memang dia tidak pernah meminta. Namun bila ada yang memberi, tentu dia menerimanya.

Hari ini, Mat Unjah sangat bersuka ria. Tak dapat disembunyikan, pancaran penuh kegembiraan dan bangga itu, terlihat jelas dari raut wajahnya. Mat Unjah terlihat lebih gembira dari teman-teman Linmas lainya. Yang lain juga gembira, tetapi Mat Unjah memperlihatkan kegimbiraan yang lebih. Betapa tidak. Nyaris seperempat abad sudah dia mengabdikan dirinya sebagai Anggota Linmas, tetapi belum pernah dia disanjung dan dipuja. Baru hari inilah, Mat Unjah tampil di depan podium, lalu diberikan penghargaan. Biasanya Mat hanya bermain dibelakang tenda atau atau berjaga-jaga diujung jalan, sambil mengatur parkir atau juga mengarahkan tetamu untuk menuju ke tetampat yang telah disiapkan.

Kali ini, Mat Unjah yang diatur parkirnya, diantar ke tempat duduknya, serta di panggil ke depan podium kehormatan, sekaligus diberikan Piagam Penghargaan. Mat Unjah terlihat canggung, dan seakan tak percaya, kalau dia dan 5 orang teman lainnya yang dipilih untuk menerima Piagam Penghargaan secara simbolis.

Piagam Penghargaan itu langsung diserahkan oleh Asisten II Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Natuna, H. Tasrif, didampingi oleh Camat, Dan Ramil, Kapolsek dan Forkopimcam Bunguran Timur lainnya. Para tetamu undangan bertepuk tangan, tanda memberi selamat kepada Mat Unjah dan Kawan-kawan.

Mat Unjah berbagia. Mat Unjah bangga menjadi Anggota Linmas.

Author : Wan’s


Tinggalkan Balasan