Banjir Rendam Beberapa Kawasan di Bunguran Timur

Warta Kota Srindit; Hujan lebat yang melanda pulau Bunguran Besar, khususnya Kecamatan Bunguran Timur Minggu (09/12/2019) lalu, menyebabkan beberapa kawasa terendam air. Kawasan yang terendam air tersebut antara lain,Kampung Mahligai dan Samau Desa Sungai Ulu, Airlakon dan Batu Kapal Kelurahan Ranai Kota, Air Tayan dan Sual Kelurahan Ranai Darat, serta Batu Hitam, Kelurahan Batu Hitam. Namun syukurlah, limpahan air bah yang menggenangi beberapa kawasan itu tidak bertahan lama, hingga tidak ada kerugian material yang timbul akibat banjir tersebut. Hanya ada satu buah pompong warga Desa Sungai Ulu yang hanyut, namun dapat diselamatkan oleh warga.

Pompong Warga (tengah) yang sempat hanyut dan tenggelam, namun dapat diselamatkan oleh warga

Guna mengantisipasi luapan air sebagai akibat dari curah hujan yang tinggi di musim Utara ini, Camat Bunguran Timur H. Wan Suhardi, menyebutkan bahwa pihaknya sudah sejak lama menghimbau para Lurah dan Kepala Desa agar menggerakkan masyarakatnya melalui RT dan RW, untuk melaksanakan gotong royong membersihkan aliran sungai atau drainase yang ada di wilayah masing-masing. Karena menurutnya lagi, dari dari pengalaman beberapa tahun sebelumnya, Kecamatan yang terletak dijantung kota Kabupaten Natuna, sekaligus menjadi Ibukota Kabupaten Natuna ini, selalu diterjang air bah ketika musim utara tiba.

Camat memeriksa lubang kendali drainase yang sengaja ditutup warga untuk keperluan membangunan rumah

“Ya, kitakan sudah cukup berpengalaman. Dimusim Utara ini, curah Hujan biasanya pasti tinggi. Sedangkan sungai-sungai kita sudah banyak yang kurang berfungsi dengan baik, karena dieksploitasi oleh masyarakat sendiri, misalnya dengan mendirikan rumah atau bangunan lainnya di daerah kawasan DAS atau Daerah Aliran Sungai. Bahkan ada yang membuat rumah di dalam sungai. Sudah pasti aliran air akan terganggu. Belum lagi dengan alasan untuk membangun rumah, rawa-rawa sudah banyak yang ditimbun, hingga tempat bermainnya air itu sudah semakin berkurang, dan bahkan tidak tidak ada lagi. Tentu bila curah hujan tinggi, maka banjir pasti tidak bisa kita elakkan”, jelas Camat Bunguran Timur itu ketika di taminta tanggapannya tentang upaya pihak kecamatan dalam mengantisipasi bencana banjir dimusim Utara yang kerap terjadi di daerah ini.

Drainase yang sengaja ditutup oleh warga, di kawasan Jl. Hangtuah Kelurahan Ranai Kota, dengan alasan membangun tembok batas tanah

“Hari Senin kemarin kita pantau dilapangan. Ternyata himbauan Camat yang sudah dikirim sejak satu bulan yang lalu, sepertinya kurang diindahkan. Kita menemukan beberapa saluran air yang sudah dibangun oleh pemerintah, tidak terawat dengan baik. Parit-parit dan saluran drainase banyak ditimbuni oleh sampah dan ditumbuhi oleh rumput-rumput liar hingga tersumbat. Bahkan ada yang sengaja ditutup. Jadi sesungguhnya kita mau apa. Mau aman dari banjir, atau kita memang suka dengan banjir itu. Kalau sudah ada banjir, pemerintah disalahkan. Kononnya pemerintah tidak memperhatikan masyarakatnya. Kemarin ada saya dengar komentar di media, katanya masyarakat tidak pernah diajak gotong royong membersihkan parit, hanya diajak membersihkan lingkungannya. Loh, memangnya parit atau drainase yang ada didepan rumah warga itu, bukan termasuk lingkungannya”, tanya Wan Suhardi agak sedikit kesal.

Rumah Jo di Kampung Mahligai Desa Sungai Ulu yang  berada di lembah dan berada dipinggiran sungai, terendam air

Rumah warga yang terletak dipinggiran Sungai Samau, juga terendam air

Untuk itu pihak kecamatan masih terus mengajak masyarakatnya, untuk tetap memperhatikan kebersihan lingkungannya masing-masing. Selanjutnya Wan Suhardi menambahkan bahwa yang dimaksudkan dengan lingkungan itu bukan hanya halaman rumah, tetapi seluruh fasilitas yang ada disekitar tempat tinggal masyarakat, baik milik pribadi maupun milik pemerintah, semuanya menjadi tanggung jawab masyarakat yang ada dikawasan tersebut.

Camat sedang memberikan arahan kepada salah seorang RT di daerah Air Pancur, Kelurahan Batu Hitam

Menurutnya lagi, dari hasil pemantauannya dilapangan, dari empat kawasan yang dilanda banjir tersebut, hanya kawasan yang benar-benar disebabkan oleh alam, yaitu kampung Mahligai dan Samau Desa Sungai Ulu, karena memang rumah penduduknya berada dilembah dan dekat dengan sungai. Sementara yang lainnya, lebih disebabkan oleh tindakan masayarakat yang dintinggal diwilayah tersebut. (Wan’s, Warta Kota Srindit, 04/12/2019).


Tinggalkan Balasan