CAMAT BUNGURAN TIMUR

Hamid Hasnan, S.Pd

ARSIP

POTENSI KECAMATAN

PULAU SENUA

Sebuah pulau kecil yang terbaring disepanjang garis wilayah teritorial Republik Indonesia belahan Utara itu, kini menjadi sorotan para travellers, baik lokal maupun mencanegara.

PHoto : Arif  Nain, Ketua Genpi Natuna

Pulau yang berjarak kurang lebih 3 mil dan dapat dijangkau selama 20 menit dengan menggunakan perahu bermotor atau “Mutor” dalam bahasa tempatan, dari pelabuhan Teluk Baruk Desa Sepempang Kecamatan Bunguran Timur tersebut, memiliki pantai berpasir putih berkilau, bagaikan taman mutiara yang terbentang disepanjang garis pantai, membuat mata tak kan pernah lelah memandangnya.

Photo : Arif Nain, Ketua Genpi Natuna

Tidak heran bila pulau yang berukuran ± 21 Ha itu, menjadi tempat persinggahan kawanan penyu “Sea Turtle” ketika akan bertelur. Tonjolan dibagian tengah pulau membentuk raga seorang ibu hamil yang tengah menelentangkan dirinya ditengah lautan yang membiru, menyisakan sebuah lagenda bagi masyarakatnya. Konon pulau ini terbentuk dari seorang ibu hamil bernama Mailamah yang kaya raya namun sombong. Padahal sebelumnya dia adalah istri dari seorang nelayan miskin. Baitusin, seorang nelayan teripang dan hasil laut lainnya yang gigih mencari nafkah guna memperbaiki nasib.

Photo : Arif Nain, Ketua Genpi Natuna

Menurut para peneliti dari CRITC-LIPI-COREMAP II, dijumpai tutupan karang hidup yang masih cukup baik, dari jenis Acropora dengan bentuk pertumbuhan bercabang (ACB), karang bercabang (CB) untuk jenis non Acropora, Sea Fan dan Gorgonian. Pada bagian tertentu terdapat gua bawah air yang unik. Ukurannya tidak terlalu besar, dengan kedalaman 15-25 meter. Dibagian lain, terdapat dinding yang berdiri gagah dan menghunjam bagian lerengnya ke dasar laut dengan kondisi air yang lebih jernih.

Photo : Arif Nain, Ketua Genpi Natuna

Dibagian Barat pulau terdapat pula sebuah gua alam tempat bersarangnya Burung Walet, yang sekaligus menjadi potensi ekonomi sepanjang masa bagi masyarakat Desa Sepempang. Selani itu, gugusan terumbu karang dan tutupan karang yang relatif masih terjaga dengan baik, menyokong ketersediaan ikan-ikan di perairan sekitar. Ditengarai terdapat 171 jenis ikan karang yang siap menggoda para mancing maniak dari manapun juga dia berasal. Tentu tidak perlu diragukan lagi, perairan Pulau Senua menjadi spot memancing yang menyenangkan dan  kini tengah gencar-gencarnya dipromosikan oleh Pemerintah Kabupaten Natuna melalui berbagai even, dan salah satu even yang paling populer adalah “Festival Pulau Senua”. 

 

JELITA SEJUBA

Bermula dari produksi film “Jelita Sejuba”, Krisnawati, pemilik Krisna Cakra Wisesa, yang beralamat di Gedung Graha Anugrah Lt. 05,10 Jalan Raya Pasar Minggu no. 17A Pancoran 12780 Jakarta Selatan, terpaut hatinya untuk berlabuh dibibir pantai Sejuba, Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur. Dengan mengubah tampilan pantai yang penuh ditumbuhi oleh bebatuan granit raksasa, menjadi sebuah resort yang nyaman untuk dijunjungi.

Photo : Arif Nain, Ketua Genpi Natuna

Tersedia taman bermain anak-anak yang aman, serta dilengkapi dengan jembatan kecil penghubung dari  satu batu kebatu granit yang lainnya, membuat tempat ini menjadi serbuan sekelompok orang yang ingin menghabisi hari lebur mereka bersama anak-anak dan keluarga lainnya setiap akhir pekan.

Ada kegiatan pengerjaan sebuah hotel dan kolam renang diatas bukit menghadap ketaman berbatuan dikolam alam karya masterpice yang maha Agung, Allah SWT. Direncanakan oleh pemiliknya, hotel yang sedang dibangun itu akan berstandar Bintang Lima .

Photo : Arif  Nain, Ketua Genpi Natuna

Bila anda akanberkunjung kesana, anda hanya memerlukan waktu ±10 menit saja dengan kendaraan bermotor, dari pusat ibu kota. Dan anda tiak perlu segan-segan untuk membawa kendaraan baik roda dua maupun roda empat, karena disana telah halaman parkir yang luas

Sedangkan untuk urusan perut, anda tidak perlu khawatir, karena di kawasan Jelita Sejuba Resort juga telah menyiapkan sebuah restoran yang menyajikan beraneka ragam kuliner yang menggoda selera.

ALIF STONES PARK

Adalah Ir. Both Sudargo, sang perancang Masjid Agung Natuna, berhasil menyulap taman berbabtuan granit di Kawasan Tanjung Sulai, Desa Sepempang, menjadi sebuah objek yang layak untuk dikunjungi. Meskipun terbilang baru, namun keberadaan Alif Stones Park atau Taman Batu Alif ini, sudah mulai kenal oleh masyarakat dunia.

Photo : Arif Nain, Ketua Genpi Natuna

Sebut saja Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donavan Jr misalnya. Ketika mengunjungi Natuna 8 Oktober 2018 silam, lebih memilih untuk tinggal dan bermalam di cottage yang berada di Tanam Batu Alif. Kesan yang luar biasa diceritakannya kepada orang banyak, melalui berbagai media.

Photo : Arif Nain, Ketua Genpi Natuna

Taman Batu Alif atau yang lebih populer dengan sebutan Alif Stones Park, asal mulanya adalah kawasan semak belukar yang ditumbuhi oleh hutan batu granit dan tidak terawat. Tidak ada sesuatu yang luar biasa disana. Namun dimata Both Sudargo, ternyata ada sesuatu yang luar biasa. Ada sebuah batu granit raksasa yang tumbuh menjulang lurus kelangit. Menurutnya, batu itu menyerupai huruf “Alif”. Setelah kawasan tersebut dikembangkan dengan menggunakan konsep alami, maka orang beramai-ramai mengiyakan, bahwa batu tersebut menyerupai huruf Hijayah Alif. Dan Alif Stones Park kini tercatat dalam situs Geopark UNESCO.

Author : Wan’s

STATISTIK KUNJUNGAN

087856
Users Today : 101
Users Yesterday : 105
This Month : 826
This Year : 11536
Total Users : 87335
Views Today : 291
Total views : 224952
Who's Online : 2
Your IP Address : 18.97.9.172
Server Time : 2024-12-08