Warta Kota Srindit; Tak perlu menunggu waktu terlalu lama, pelaksanaan Shalat Id di masjid AL-Jami’Ranai dimulai pada pukul 07.00 wib. Kabar tentang waktu pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Masjid Para Datuk yang ditengarai menjadi masjid tertua di Bunguran Timur itu, sudah diketahui sejak lama oleh para jamaahnya. Pasalnya mulai pertengahan Ramadhan lalu, Ketua Ta’mir Masjid Al-Jami’ H. Suhardi, sudah menyampaikan hal itu kepada para jamaahnya setiap malam, melalui pengumuman resmi menjelang kegiatan Shalat Tarawih dimulai.
Ketua Ta’mir yang juga Camat Bunguran Timur itu menegaskan bahwa, pelaksanaan Shalat Idul Fitri di majid yang ia pimpin dilaksanakan pada pukul 7 pagi tersebut, semata hanya untuk memberikan kesempatan kepada jamaah, untuk dapat menuju ke masjid yang lain khususnya Masjid Agung Natuna, apabila masjidnya tidak mampu lagi menampung jamaah yang dipasti akan ramai dan padat.
“Masjid kita ini daya tampungnya kecil, hanya berkapasitas 1000 orang. Jadi kalau sudah penuh, tentu masih ada waktu bagi jamaah untuk pergi ke masjid yang lain, khsusnya Masjid Agung, yang pelaksanaan Shalat Id nya pukul 7.30 wib”, kata Wan Suhardi.
Dalam sambutan pengantar Shalat Idul Fitrinya, Wan Suhardi, atas nama Ta’mir, menyampaikan permohonan maafnya atas segala kehilapan dan kesalahan, baik perkataan maupun berbuatan, selama bertugas menyelenggarakan kegiatan ibadah di Masjid yang terletak dijantung kota Ranai tersebut.
Kegiatan Shalat Idul fitri tahun 1440 Hijrah di Masjid yang diperkirakan dibangun dimasa pemerintahan Datuk Kaya Wan Husin itu, menghadirkan Khatib H. Nasoha, S.Ag, Imam Muchsin Stu, M.Pdi, dan Bilal H. Ismail Yusuf. Dalam khotbah hari rayanya, H. Nasoha mengajak jamaah untuk merenungkan kembali tindakan dan perbuatan yang pernah dilakukan selama hidup ini.

“Andaikan kita seorang pejabat, apakah kita pernah menganiaya para bawahan kita, apakah kita pernah mengambil atau mungkin menghilangkan hak-hak mereka, karena semata-mata untuk memperbanyak pendapatan kita. Kemudian seandainya kita seorang pedagang, apakah kita pernah dengan senang hati, mengurangi timbangan atau mencurangi harga kepada para pelanggan kita, hanya semata-mata untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Atau juga bila kita seorang fakir, kita tidak berpunya, untuk makan sehari-haripun kita sulit. Lalu apakah kita pernah, dengan sengaja mengambil atau mencuri harta milik orang lain sesuka hati, tanpa pernah berfikir, bahwa orang lain itu dirugikan oleh tindakan kita”, tanya H. Nasoha.

“Bila hal itu semua pernah kita lakukan, mari kita jadikan mementum Idul Fitri ini, untuk datang berkunjung, bersilaturahim, maminta maaf atas perbuatan yang pernah dilakukan, lalu kemudian berjanji untuk tidak akan pernah mengulangi perbuatan keji tersebut. Hingga kita benar-benar kembali menjadi fitri, suci bagaikan bayi yang baru dilahirkan”, tambah Kasubag TU dan Kepegawaian Kantor Kementerian Agama Kabupaten Natuna itu.
Dibagian akhir, H. Nasoha mengajak jamaah untuk meningkatkan amal ibadah dimasa-masa yang akan datang, selagi kesempatan hidup masih diberikan oleh Allah kepada kita. (Wan’s, Warta Kota Srindit, 6/05/2019)






Users Today : 135
Users Yesterday : 184
This Month : 474
This Year : 50975
Total Users : 140680
Views Today : 662
Total views : 628489
Who's Online : 1




